Wednesday, April 23, 2008

BAGAIMANA MENJADI BAHAGIA

Semua orang tahu, hidup ini butuh keberanian. Anda, dan juga saya, sangat menyadari pentingnya nyali dalam hidup. Apalagi, saat kita berniat hijrah. Bermaksud melakukan perubahan besar. Tentu saja Anda perlu, dalam istilah Bambang Trim, ayo meng-install nyali. Jika tidak, Anda akan tetap seperti apa adanya.

Anda ingin bahagia? Tentu. Jika tidak, untuk apa Anda membaca tulisan ini? Sebenarnya, Anda akan menemukan jurus-jurus dahsyat menjadi lebih bahagia pada bagian ketiga tulisan saya ini. Tapi, tak apalah. Ada baiknya Anda mendapat bocoran, itung-itung bonus.

Nah, sebagai jurus pembuka, simak dan camkan baik-baik beberapa langkah berikut ini.

Pertama, belajar bersyukur. Bersyukur memang sikap yang kelihatannya sangat mudah, akan tetapi pada kenyataannya sangat sulit untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bersyukur bukan berarti pasrah dengan apa yang diterima oleh kita begitu saja, akan tetapi bersyukur adalah menerima dengan ikhlas dan tanpa mengeluh apapun yang telah diberikan Tuhan kepada kita.

Kedua, tidak terlalu banyak berharap. Apa yang sudah Anda dapatkan sekarang, itulah milik Anda. Jika pun Anda ingin lebih, telisik seberapa kemungkinan Anda bisa meraihnya. Jangan sampai Anda memaksakan diri. Itu hanya akan mengantar Anda menuju gerbang stress dan depresi, apalagi jika Anda tidak berhasil meraihnya.

Ketiga, belajar hidup sederhana. Jika kita bisa naik motor ke kantor, mengapa harus memaksa diri membeli mobil? Apalagi jika kita termasuk dalam golongan orang-orang yang tidak sabaran menghadapi kemacetan. Dan, lebih gila lagi, jika untuk mendapatkan mobil itu harus lewat jalan pintas yang mengerikan: korupsi. Na’udzu billahi mindzalik. Jangan sampai hal seperti itu kita lakukan, hanya untuk memuaskan nafsu ingin dipuji dan dihargai orang lain.

Keempat, jangan memelihara rasa minder. Kita harus selalu percaya diri. Pede dalam istilah trend anak muda jaman sekarang. Hanya karena Anda naik angkot ke kantor, mengapa harus minder? Hanya karena Anda tak sanggup membeli tiket pesawat ke Surabaya, mengapa harus malu naik kereta api? Kata Slank, hidup ini sudah rumit, jangan dibuat semakin rumit.

Kelima, belajarlah melihat ke bawah. Anda belum puas dengan apa yang Anda miliki sekarang? Lihat, banyak orang yang lebih kurang beruntung dibanding kita. Masih mending kita bisa makan dengan kenyang, di samping kita banyak yang perutnya kembang-kempis menahan rasa lapar. Untung kita masih bisa jalan kaki, di sekitar kita banyak yang tak sanggup mengayun langkah karena penyakit yang dideritanya. Jadi, mengapa harus memelihara rasa derita?

Semoga kita termasuk orang-orang yang sibuk melatih diri menjalani hidup dengan lapang dada, agar kita tidak memaksa diri untuk menumpukkan harta dengan cara yang tidak ’semestinya’.

kotamacet, 18/04/08
khrisna pabichara

1 comment:

born to be SMART said...

bisakah aku bahagia?
helmy Selaras